MANUSIA DAN KEINDAHAN
Menurut Leo Tolstoy, seorang pujangga asal Rusia, Keindahan
adalah sesuatu yang mendatangkan rasa senang bagi yang melihatnya. Sedangkan menurut
Shaftesbury, pujangga asal Jerman, keindahan
adalah sesuatu yang memiliki proporsi yang harmonis. Keindahan berasal dari
kata indah yang artinya bagus, cantik, atau elok. Indah sama dengan “beauty”
(bahasa Inggris), “Beau” (bahasa Perancis) atau “Bello” (bahasa Italia).
Keindahan dapat diartikan secara artistik, terbatas, dan luas.
Keindahan dalam
arti artistik bersifat subyektif, artinya keindahan tersebut merupakan hasil
hubungan antara pikiran dengan benda yang diamati. Keindahan artistik
ditentukan oleh unsur dinamis berupa kesan yang berubah akibat dunia yang
selalu berubah-ubah.Unsur dinamis menyebabkan keindahan artistik juga dinamis,
artinya kendahan dinilai sesuai dengan tempat dan jamannya. Dengan demikian,
keindahan dalam arti artistik merupakan hasil hubungan antara pikiran dengan
benda yang diamati yang selalu berubah kesannya sesuai tempat dan jamannya.
Keindahan dalam
arti artistik disebut juga dengan keindahan seni yang merupakan pengutaraan isi
jiwa atau perasaan sang penciptanya. Isi jiwa manusia dapat berbentuk rasa
indah, rasa lucu (kosmis), rasa sedih (tragis) rasa gaib (magic) dan
sebagainya. Hasil karya seni mencerminkan isi jiwa sang penciptanya dan mengungkapkan
keindahan dalam arti artistik (seni).
Keindahan dalam arti seni
berbeda dengan keindahan dalam arti terbatas yang bersifat obyektif dan
dipengaruhi unsur statis. Unsur statis merupakan ciri estetis yang melekat pada
bentuk dan warna suatu benda sehingga relatif tetap dari masa ke masa dan di
semua tempat. Ciri estetis pada keindahan dalam arti terbatas diperoleh dari
kebiasaan manusia dalam berpikir, merasa dan akhirnya mengambil sikap. Bentuk
sikap yang muncul, misalnya senang-benci, puas-kecewa, dan sebagainya.
Sikap-sikap tersebut dipengaruhi oleh kepekaan seseorang dalam melihat bentuk
dan warna yang menimbulkan rasa senang. Inilah yang dimaksud keindadahan dalam
arti terbatas.
Hubungan manusia dan keindahan memiliki
lima komponen yang secara otomatis dimiliki ketika manusia tesebut dilahirkan.
Ke-lima komponen tersebut adalah nafsu, akal, hati, ruh, dan sirri (rahasia
ilahi). Dengan modal yang telah diberikan kepada manusia itulah (nafsu, akal
dan hati) akhirnya manusia tidak dapat dipisahkan dengan sesuatu yang disebut
dengan keindahan. Dengan akal, manusia memiliki keinginan-keinginan yang
menyenangkan (walaupun hanya untuk dirinya sendiri) dalam ruang renungnya,
dengn akal pikiran manusia melakukan kontemplasi komprehensif guna mencari
niolai-nilai, makna, manfaat, dan tujuan dari suatu penciptaan yang endingnya
pada kepuasan, dimana kepuasan ini juga merupakan salah satu indikator dari
keindahan.
Akal dan budi merupakan kekayaan
manusia tidak dirniliki oleh makhluk lain. Oleh akal dan budi manusia memiliki
kehendak atau keinginan pada manusia ini tentu saja berbeda dengan “kehendak
atau keinginan” pada hewan karena keduanya timbul dari sumber yang berbeda.
Kehendak atau keinginan pada manusia bersumber dari akal dan budi, sedangkan
kehendak atau keinginan pada hewan bersumber dari naluri. Sesuai dengan sifat
kehidupan yang menjasmani dan merohani, maka kehendak atau keinginan manusia
itu pun bersifat demikian. Jumlahnya tak terbatas. Tetapi jika dilihat dari
tujuannya, satu hal sudah pasti yakni untukmenciptakan kehidupan yang
menyenangkan, yang memuaskan hatinya. Sudah bukan rahasia lagi bahwa “yang
mampu menyenangkan atau memuaskan hati setiap manusia itu tidak lain hanyalah
sesuatu yang “baik”, yang “indah”. Maka “keindahan pada hakikatnya merupakan
dambaan setiap manusia; karena dengan keindahan tu itu manusia merasa nyaman
hidupnya. Melalui suasana . keindahan itu perasaan “(ke) manusia (annya)” tidak
terganggu. Dengan adanya keinginan-keinginan tersebut, manusia menggunakan nafsunya
untuk mendorong hasrat atau keinginan yang dipikirkan atau direnungkan oleh
sang akal tadi agar bisa terrealisasikan. Ditambah lagi dengan anugrah yang
diberikan-Nya kepada kita (manusia) yakni berupa hati, dimana dengan hati ini
manusia dapat merasakan adanya keindahan, oleh karena itu manusia memiliki
sensibilitas esthetis. Selain itu manusia memang secara hakikat membutuhkan
keindahan guna kesempurnaan pribadinya. Tanpa estetika manusia tidak akan
sempurna, Karena salah satu unsur dari kehidupan adalah estetika. Sedang
manusia adalah mahluk hidup, jadi dia sangat memerlukan estetika ini.
No comments:
Post a Comment