Friday, April 20, 2012


MANUSIA DAN KEINDAHAN
Menurut  Leo Tolstoy, seorang pujangga asal Rusia, Keindahan adalah sesuatu yang mendatangkan rasa senang bagi yang melihatnya. Sedangkan menurut Shaftesbury, pujangga asal Jerman,  keindahan adalah sesuatu yang memiliki proporsi yang harmonis. Keindahan berasal dari kata indah yang artinya bagus, cantik, atau elok. Indah sama dengan “beauty” (bahasa Inggris), “Beau” (bahasa Perancis) atau “Bello” (bahasa Italia). Keindahan dapat diartikan secara artistik, terbatas, dan luas.
Keindahan dalam arti artistik bersifat subyektif, artinya keindahan tersebut merupakan hasil hubungan antara pikiran dengan benda yang diamati. Keindahan artistik ditentukan oleh unsur dinamis berupa kesan yang berubah akibat dunia yang selalu berubah-ubah.Unsur dinamis menyebabkan keindahan artistik juga dinamis, artinya kendahan dinilai sesuai dengan tempat dan jamannya. Dengan demikian, keindahan dalam arti artistik merupakan hasil hubungan antara pikiran dengan benda yang diamati yang selalu berubah kesannya sesuai tempat dan jamannya.
Keindahan dalam arti artistik disebut juga dengan keindahan seni yang merupakan pengutaraan isi jiwa atau perasaan sang penciptanya. Isi jiwa manusia dapat berbentuk rasa indah, rasa lucu (kosmis), rasa sedih (tragis) rasa gaib (magic) dan sebagainya. Hasil karya seni mencerminkan isi jiwa sang penciptanya dan mengungkapkan keindahan dalam arti artistik (seni).
Keindahan dalam arti seni berbeda dengan keindahan dalam arti terbatas yang bersifat obyektif dan dipengaruhi unsur statis. Unsur statis merupakan ciri estetis yang melekat pada bentuk dan warna suatu benda sehingga relatif tetap dari masa ke masa dan di semua tempat. Ciri estetis pada keindahan dalam arti terbatas diperoleh dari kebiasaan manusia dalam berpikir, merasa dan akhirnya mengambil sikap. Bentuk sikap yang muncul, misalnya senang-benci, puas-kecewa, dan sebagainya. Sikap-sikap tersebut dipengaruhi oleh kepekaan seseorang dalam melihat bentuk dan warna yang menimbulkan rasa senang. Inilah yang dimaksud keindadahan dalam arti terbatas.
Hubungan manusia dan keindahan memiliki lima komponen yang secara otomatis dimiliki ketika manusia tesebut dilahirkan. Ke-lima komponen tersebut adalah nafsu, akal, hati, ruh, dan sirri (rahasia ilahi). Dengan modal yang telah diberikan kepada manusia itulah (nafsu, akal dan hati) akhirnya manusia tidak dapat dipisahkan dengan sesuatu yang disebut dengan keindahan. Dengan akal, manusia memiliki keinginan-keinginan yang menyenangkan (walaupun hanya untuk dirinya sendiri) dalam ruang renungnya, dengn akal pikiran manusia melakukan kontemplasi komprehensif guna mencari niolai-nilai, makna, manfaat, dan tujuan dari suatu penciptaan yang endingnya pada kepuasan, dimana kepuasan ini juga merupakan salah satu indikator dari keindahan.
Akal dan budi merupakan kekayaan manusia tidak dirniliki oleh makhluk lain. Oleh akal dan budi manusia memiliki kehendak atau keinginan pada manusia ini tentu saja berbeda dengan “kehendak atau keinginan” pada hewan karena keduanya timbul dari sumber yang berbeda. Kehendak atau keinginan pada manusia bersumber dari akal dan budi, sedangkan kehendak atau keinginan pada hewan bersumber dari naluri. Sesuai dengan sifat kehidupan yang menjasmani dan merohani, maka kehendak atau keinginan manusia itu pun bersifat demikian. Jumlahnya tak terbatas. Tetapi jika dilihat dari tujuannya, satu hal sudah pasti yakni untukmenciptakan kehidupan yang menyenangkan, yang memuaskan hatinya. Sudah bukan rahasia lagi bahwa “yang mampu menyenangkan atau memuaskan hati setiap manusia itu tidak lain hanyalah sesuatu yang “baik”, yang “indah”. Maka “keindahan pada hakikatnya merupakan dambaan setiap manusia; karena dengan keindahan tu itu manusia merasa nyaman hidupnya. Melalui suasana . keindahan itu perasaan “(ke) manusia (annya)” tidak terganggu. Dengan adanya keinginan-keinginan tersebut, manusia menggunakan nafsunya untuk mendorong hasrat atau keinginan yang dipikirkan atau direnungkan oleh sang akal tadi agar bisa terrealisasikan. Ditambah lagi dengan anugrah yang diberikan-Nya kepada kita (manusia) yakni berupa hati, dimana dengan hati ini manusia dapat merasakan adanya keindahan, oleh karena itu manusia memiliki sensibilitas esthetis. Selain itu manusia memang secara hakikat membutuhkan keindahan guna kesempurnaan pribadinya. Tanpa estetika manusia tidak akan sempurna, Karena salah satu unsur dari kehidupan adalah estetika. Sedang manusia adalah mahluk hidup, jadi dia sangat memerlukan estetika ini.

No comments:

Post a Comment