Thursday, October 3, 2013

Menyelamatkan Jantung dengan Bahan Alami

Percutaneous coronary intervention (PCI) adalah prosedur non-bedah untuk menangani penyempitan pembuluh darah bagi penderita penyakit jantung koroner(PJK). Penyakit jantung koroner disebabkan penyempitan pembuluh darah jantung atau arteri koronaria. Supaya melebar, pembuluh darah diberi stent, semacam tabung atau ring yang dimasukan ke saluran pembuluh darah sehingga dapat menahan dan membuat pembuluh darah melebar.

Metode stent awalnya dilakukan oleh Andreas Grunzigh, pakar penyakit jantung dari Swiss keturunan Jerman, pada tahun 1977.penelitian yang dilakukan Grunzigh berupa pembalonan penyempitan pada pembuluh darah koroner manusia. Sejak saat itu, penelitian berlanjut hingga muncul stent jenis metal pada tahun 1988. Namun terdapat kelemahan pada stent berjenis metal ini, yaitu secara alamiah ada reaksi dari dalam tubuh terhadap benda asing(reaksi seluler). Pemasangan stent tersebut menyebabkan luka pada tubuh. Jika tubuh terluka, trombosit akan menutup luka tersebut, tetapi ini berbeda dari pelukaan di dalam tubuh. Trombosit tersebut akan menjadi trombosit aktif, yang akan mengaktifkan trombosit lain untuk menempel. Akibatnya, timbul gumpalan darah yang menggangu pembuluh darah yang dipasangi stent metal tersebut. Untuk mengatasi penggumpalan darah yang tidak diharapakan, pemasangan stent selalu disertai dengan pengenceran darah. Sekitar 2001, baru berkembang teknologi stent lapis obat yang sampai saat ini masih digunakan. Namun karena masih tetap menggunakan metal, tentu saja masih terdapat kelemahan, yaitu alat tersebut akan tetap berada di dalam tubuh seumur hidup dan jika terjadi penyempitan pembuluh darah lagi, harus dipasang stent kembali.

Teknologi stent terus berkembang hingga terciptanya bioresorbable vascular scaffold(BVS). Stent jenis ini tidak menggunakan bahan logam, tetapi berbahan polylactide acid, yaitu bahan alami seperti pati jagung, pati tapioca, atau pati tebu dan biasa digunakan dalam implan medis. Sebelum ada stent BVS, para dokter jantung umumnya menggunakan bare-metal stent dan drug-eluting stent(DES) untuk pasien penderita jantung koroner. BVS adalah stent yang memiliki resiko paling minim diatara stent-stent lainnya.

Secara teknis, pemasangan stent BVS tidak memiliki perbedaan dengan stent metal. Pasien penderita penyakit jantung koroner harus menjalani diagnostic angiography, suatu cara dimana dokter akan melihat langsung letak anatomi pembuluh darah, letak sumbatan, dan seberapa berat sumbatannya. Pemasangan BVS hanya memakan waktu sekitar 1 jam. Pasien pun hanya mendapat bius lokal dan dapat melihat proses PCI melalui monitor.

Sumber: Majalah Gatra edisi 49(11-17 oktober 2012)
Penulis: Mukhlison S. Widodo  

Tuesday, October 1, 2013

Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

                Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional yang sering sekali kita gunakan dalam keseharian, tetapi untuk menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar secara lisan maupun tulisan tidaklah mudah. Ada 9 faktor penunjang yang dapat mempengaruhi seseorang untuk pandai berbahasa indonesia yang baik dan benar, yaitu:
1       1. Ragam Bahasa
Ragam bahasa adalah variasi penggunaan bahasa yang pemakaianya berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan menurut hubungan pembicara, kawan bicara, dan orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicaraan.  
2       2. Ejaan
Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi, bagaimana memenggal suku kata, dan bagaimana menggabungkan kata-kata.
3      3. Diksi
Diksi merupakan pemilihan kata yang tepat dalam membuat suatu kalimat yang memiliki pengungkapan arti yang bertujuan agar mudah dipahami. Dalam peemilihan kata tersebut terdapat istilah umum dan istilah khusus. Istilah umum merupakan kata yang biasa digunakan, sedangkan istilah khusus merupakan penggunaan kata yang jarang didengar dan digunakan oleh orang pada umumnya.
4      4. Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan.
5      5. Alinea & Pengembangannya
Alinea adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Alinea dikenal juga dengan nama lain paragraf. Alinea dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi. Pengembangan alinea terdiri dari pengembangan alamiah, pengembangan klimaks dan antiklimaks, pengembangan perbandingan dan pertentangan, pengembangan analogi, pengembangan contoh-contoh, pengembangan akibat -sebab akibat, pengembangan definisi luas, pengembangan klasifikasi, pengembangan umum khusus-khusus umum.
6      6. Perencanaan Penulisan Karangan Ilmiah
Langkah-langkah yang terdapat dalam perencaan penulisan ilmiah yaitu, pemilihan topik, pembatasan topik, pemilihan judul, penentuan tujuan penulisan, penentuan kerangka karangan, langkah-langkah penulisan ilmiah
7      7. Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan ditulis, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur. Kerangka karangan dibuat untuk mempermudah penulisan agar tetap terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju.
8      8. Kutipan dan Catatan Kaki
Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu dapat diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya. Catatan kaki adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran akhir bab sebuah karangan ilmiah. Catatan kaki berfungsi untuk memberikan keterangan dan komentar, serta menjelaskan mengenai sumber kutipan atau pedoman penyususanaan daftar bacaan.
9      9. Abstrak dan Daftar Pustaka
Abstrak adalah ringkasan isi, ikhtisar, inti (skripsi, laporan, dan sebagainya). Daftar pustaka adalah halaman yang berisi daftar sumber-sumber referensi yang kita pakai untuk suatu tulisan ataupun karya tulis ilmiah. Daftar Pustaka biasanya berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai hubungan dengan sebuah karangan yang dibuat.


Menurut saya, dengan memahami dan menerapkan kesembilan faktor penunjang tersebut, seseorang akan mampu menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar baik secara lisan terutama tulisan sebagai sarana pengungkapan gagasan ilmiah karena dengan memahami dan menerapkannya seseorang dapat mengungkapkan apa yang ingin dia sampaikan kepada orang lain dengan mudah. Penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar sebaiknya dilakukan secara intensif supaya seseorang terbiasa menggunakannya. Selain itu, pemilihan kata-kata dalam penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar harus mudah dipahami untuk memperlancar komunikasi. Pada situasi tertentu yaitu pada situasi formal, penggunaan bahasa indonesia yang benar menjadi prioritas, sedangkan pada situasi non formal penggunaan bahasa indonesia yang baik lebih menjadi priorotas. (Argumentatif)