Kepemimpinan atau leadership
merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu social, sebab prinsip-prinsip dan
rumusnya dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahterraan manusia. Ada banyak
pengertian yang dikemukakan para ahli menurut sudut pandang masing-masing. Menurut
definisi tersebut menunjukan adanya beberapa kesamaan. Kepemimpinan merupakan
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan
mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau
keahlian khusus dalam bidang yang diingkan oleh kelompoknya, untuk mencapai
tujuan organisasi atau kelompok.
Ada banyak teori yang dikemukakan oeh para ahli. Teori yang
dikemukakan oleh para ahli tersebut berasal dari riset-riset yang dilakukan.
Kita dapat memilih teori mana yang akan kita pakai atau kita terapkan dalam
organisasi kita. Menurut saya, teori yang sangat tepat untuk diterapkan atau
digunakan adalah teori situational leadership.
Pengembangan teori situational
leadership ini merupakan penyempurnaan dari kelemahan-kelemahan dari
teori-teori yang sebelumnya. Dasarnya adalah teori kontigensi dimana pemimpin
efektif akan melakuikan diagnose situasi, memilih gaya kepemimpinan yang
efektif dan menerapkan secara tepat. Saya memilih teori ini selain karena
pemimpin dapat menentukan sendiri kebijakannya juga karena teori ini memiliki
empat dimensi situasi secara dinamis akan memberikan pengaruh terhadap
kepemimpinan seseorang. Keempat dimensi tersebut adalah:
-
Kemampuan
manajerial
Kemampuan ini meliputi kemampuan sosial,
pengalaman, motivasi, dan penelitian terhadap reward yang disediakan oleh
perusahaan.
-
Karakteristik
pekerjaan
Tugas yang penuh tantangan akan membuat seseorang,
lebih semangat, tingkat kerjasama kelompok berpengaruh pada efektifitas pemimpinan.
-
Karakteristik
organisasi
Budaya organisasi, kebijakan, birokrasi merupakan
faktor yang berpengaruh pada efektifitas
pemimpinnya.
-
Karakteristik
pekerja
Kepribadian, kebutuhan, keterampilan, pengalaman
bawahan, akan berpengaruh pada gaya meimpinnya.
Keempat dimensi ini yang membuat teori situational leadership berbeda
dengan teori-teori yang lainnya. Keempat dimensi tersebut sangat berpengaruh
dalam gaya memimpin orang yang menggunakan teori situational leadership ini.
Contoh pemimpin yang menggunakan teori ini salah satunya adalah Joko Widodo,
Gurbernur DKI Jakarta. Jokowi, panggilan akrab sang Gurbernur, menyesuaikan
dirinya sebagai pemimpin dari sebuah provinsi yang memiliki banyak
permasalahan-permasalahan yang membelit daerahnya. Ia lebih mendekatkan diri
kepada penduduk Jakarta supaya dapat mengetahui apa yang sebetulnya menjadi
akar permasalahan di daerahnya, karena ia berpendapat bahwa
permasalahan-permasalahan yang muncul harus diatasi langsung dari akarnya.
No comments:
Post a Comment